BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Thursday, September 3, 2009

PENGENALAN UMUM TENTANG MANUSIA

SEJARAH UMAT MANUSIA

Bukti sejarah menerangkan, bahawa tidak ada ditemui suatu suku manusia di zaman apa sahaja yang tidak beragama sama sekali. Hal ini merupakan bukti, bahawa semua manusia dari kasar fitrahnya mempunyai kecenderungan kepada agama atau menyembah zat Yang Maha Kuasa.

PERJALANAN HIDUP MANUSIA

“DARI TIADA MENJADI ADA

Firman Allah yang bermaksud:

28. Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?

Ayat di atas ini menjelaskan dengan singkat tentang perjalanan hidup manusia, yang harus melalui beberapa peringkat dari kematian dan kehidupan.

Peringkat-peringkat dari perjalanan hidup manusia itu ialah pada permulaannya manusia itu tidak ada. Kemudian diadakan pleh Allah. Setelah diadakanNya, lalu diutuskan ke dunia ini untuk sementara waktu sebagai pemikul amanahNya, setelah itu dimatikanNya kembali dan dipindahkan ke sesuatu tempat untuk menunggu sampainya kiamat. Setelah dunia ini kiamat, maka manusia dihidupkanNya kembali untuk diminta bertanggungjawab atas segala perbuatan yang telah dilakukannya selama hidupnya di dunia yang tidak seberapa lama itu. Sesudah itu akan ditentukan nasibnya, apakah tempatnya syurga atau neraka.

Kehidupan di akhirat ini adalah kehidupan yang abadi, tidak aka nada kematian lagi. Untuk sampainya manusia ke dunia ini, ia harus melalui suatu proses,iaitu berada dalam kandungan ibu yang akan melahirkannya lebih kurang sembilan bulan. Setelah itu, lahirlah ia ke dunia ini untuk hidp. Akan tetapi kehidupannya di dunia ini juga hanya untuk sementara, selepas itu ia harus meneruskan perjalanannya kembali untuk menuju kealam lain.

Firman Allah yang maksudnya:

“ Dan bagi kamu di bumi itu ada tempat ketetapan dan perbekalan hingga suatu masa ( yang telah ditetapkan ).”

(Al Baqarah: 36)

Selepas itu kehidupan di dunia ini diakhiri dengan kematian, sebagaimana firman Allah yang maksudnya:

“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”

(Al Imran: 185)

Dalam kenyataan kehidupan memang kita lihat demikian, tidak ada seorang pun manusia yang hidup kekal. Kematian sudah pasti datang menemui manusia. Ia tidak dapat melarikan diri daripadanya dan tidak dapat bersembunyi daripadanya walaupun di mana sahaja. Firman Allah yang bermaksud:

“ Di mana sahaja kamu berada, kematian itu pasti akan menemuimu, wlaupun kamu berada di mahligai-mahligai yang amat kukuh dan kuat.”

( An Nisa:78 )

Kalaulah ditanyalah pada diri manusia, pada umumnya manusia ingin hidup lama, bahkan kalau dapat sampai beribu tahun. Keinginan manusia ini dijelaskan dalam firman Allah yang bermaksud:

“ Ingin seseorang kamu untuk hidup seribu tahun.”

(Al Baqarah: 96 )

Akan tetapi yang demikian itu, tidak akan dapat dicapai, sebab sampai saat sekarang tiada kita lihat orang yang berumur lebih dari dua ratus tahun, walaupun ada cuma kira-kira lebih dari seratus tahun, itupun hanya akan merupakan azab kepadanya, sebab selepas manusia itu berumur lebih kurang enam puluh tahun, umumnya orang itu sudah tidak bertenaga, hal demikian itu adalah merupakan azab bagi diri seseorang. Justeru itulah, Nabi Muhammad SAW selalu berlindung kepada Allah supaya tidak sampai hidup lama dengan jasmani yang lemah.

Allah SWT yang Maha Kuasa telah menentukan batas masing-masing umur manusia. Apabila ajal itu datang, maka seseorang itu pasti mati, ketentuan tersebut tidak akan terlambat atau tercepat dari yang telah ditentukan. Akan tetapi bilakah tibanya ajal itu? Dalam perkara ini, tidak seorangpun yang mengetahuinya sebab dirahsiakan oleh Allah. Hal ini sangat besar hikmatnya bagi diri manusia, sebab jika sekiranya ajal itu diberitahukan kepada seseorang, mungkin tidak ada suatu pekerjaan pun yang dapat dikerjakannya, kerana hanya mengingati mati yang hampir tiba, maka akan kita jumpa manusia yang mati dahulu sebelum mati.

Jadi kehidupan manusia yang sementara di dunia ini dibatasi oleh ajal. Ajal pasti datang dan datangnya itu secara tiba-tiba, tanpa memberitahu terlebih dahulu. Setelah ajal datang, maka manusia kan ditempatkan di suatu alam yang dinamakan dengan alam barzakh, untuk sementara waktu manusia tinggal di sana sampai tibanya hari kiamat.

Setelah itu, manusia dibangkitkan kembali, untuk diminta mempertanggungjawabkan atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, semuanya ini tujuannya adalah untuk menentukan tempat tinggal manusia yang abadi, apakah di dalam neraka atau di dalam syurga.

UMUR MANUSIA

Dalam kehidupn sehari-hari dapat kita perhatikan bahawa ada manusia yang panjang umurnya yetapi sedikit manfaatnya, akan tetapi ada pula manusia yang pendek umurnya tetapi banyak pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya bermanfaat dilakukannya, sehingga sampai ia tidak ada lagi di permukaan bumi ini, hasil dari pekerjaannya itu masih dinikmati oleh manusia lain.

Nampaknya umur itu ada yang mengandungi manfaat( berkah) dan ada juga yang mengandungi laknat. Apa gunanya umur panjang, jika ianya akan menambah penyesalan di hari akhirat, maka lebih baik umur pendek, jika umur tersebut memang benar-benar digunakan kepada jalan yang diredhai Allah.

Kitaperlu memahami, apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan umur itu? Untuk itu kita perlu merenungkan baik-baik apa yang telah kita jalani atau lalui setiap saat. Dari detik ke detik, kemudian berkumpul menjadi minit, setelah itu berjalan menjadi jam, selanjutny dari jam menjadi hari yang terdiri dari siang dan malam. Sesudah penuh tujuh hari, sampailah masanya seminggu dan ini terus berjalan tanpa henti-hentinya, akhirnya menjadi sebulan, setahun dan seterusnya sampai seabad atau seratus tahun.

Dalam perjalanan umur yang tiada henti-hentinya itu, kalau nasib kita baik, sebelum kita mati, segala cita-cita yang kita impikan sudah tercapai. Akan tetapi bagi orang-orang bernasib malang, masih dalam perjalanan untuk mencapai cita-cita, rupnya malaikat maut sudah datang.

Begitu juga dalam ketaatan kita kepada Allah, jika kita benar-benar menyedari dengan tujuan kita diutuskan oleh Allah ke dunia ini, maka hari-hari yang berlalu begitu sahaja, kita akan berusaha sebanyak mungkin untuk beribadah kepadaNya.

Cubalah kita mengadakan perhitungan kepada diri kita sendiri, sebagaimana yang dianjurkan oleh Khalifah Umar bin Khattab katanya: hitung-hitunglah dirimu sebelum datang hari perhitungan kepada kamu.

Syeikh Abdullah Balawy Al Haddad telah berkata:

Jagalah baik-baik dan berhati-hatilah, sesungguhnya waktu yang diberikan kepada kita itu sangat terbatas, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan sedikitpun. Detik-detik waktu dalam hari –hari yang kita hidup di dalamnya, waktunya sangat sedikit jika di bandingkan dengan hidup di akhirat nanti, setiap kembang kempisnya pernafasan yang kita lakukan, semuanya itu tidak mungkin terjadi tanpa izin Allah SWT. Sehingga kita semua nantinya menghembuskan nafas yang terakhir. Maka seluruh waktu itu hendaklah kita pergunakan untuk berbakti kepada Allah, sekalipun pada ketika kita tidur dan jaga ataupun pada waktu kita berkerja. Pergunakanlah untuk perkara-perkara yang berfaedah, jangan kita sia-siakan seminitpun. Sebab, jika kita tersilap dalam menggunakannya, dikemudian hari kita semuanya akan mengalami penyesalan yang tidak henti-hentinya, penyesalan yang sekalipun kita mengadu kepada Tuhan namun tidak ada gunanya. Cukup lama penyesalan kita nanti, inilah yang sejak sekarang wajib kita perhatikan, sebab setelah kita meninggalkan dunia ini, baharulah kita mengetahui, betapa ruginya mensia-siakan waktu itu, sekalipun hanya seminit sahaja. Kita semuanya akan mengalaminya dan pasti akan menyakini serta membenarkan apa yang telah diterangkan ini. Oleh kerana itu, ingatlah selalu akan perumpamaan di bawah ini:

Akan ditontonkan kepada setiap manusia di hari kiamat nanti, tentang hari-hari yang telah dilaluinya. Setiap hari dan malam terdapat dua puluh empat jam, sesuai dengan hitungan jam dan malam itu.

Maka beruntunglah orang-orang yang telah diberi berkat oleh Allah SWT dalam umurnya, ertinya umurnya itu selalu digunakan untuk mengabdi kepadaNya dan mengharapkan keredhaanNya, sehingga tidak ada sedikitpun waktu yang terbuang dengan percuma. Maka, walaupun dalam waktu yang singkat dia akan memperolehi kurnia dari Allah SWT yang tidak terhingga batasnya, sebab umur yang mengandungi berkah ini, akan dapat memberi manfaat atau faedah dalam menambah iman dan menguatkan keyakinan.

SIFAT-SIFAT MANUSIA

Di dalam Al Quran dijelaskan, bahawa pada diri manusia itu berkumpul dua sifat, iaitu sifat baik dan sifat buruk. Hal ini terbukti dari firman Allah yang bermaksud:

< Dan satu jiwa serta yang menyempurnakannya. Lalu menunjukkan kepadanya jalan keburukan dan jalan kebaikan.”

(Asy Syams: 7-8)

(1) Sifat-sifat baik.

Al-Quran tidak menjelaskan secara satu persatu tentang sifat baik manusia. Akan tetapi Al-Quran menganjurkan supaya manusia mengerjakan sifat-sifat seperti:

(a) Bersikap adil:

< Dan aku diperintahkan agar melakukan keadilan di antara kamu.”

( Asy Syura:15 )

(b) Menepati janji:

< Hai orang-orang yang beriman, sempurnakanlah janjimu.”

( Al Madinah:1 )

(c) Bersifat ikhlas:

< Tidaklah diperintahkan mereka melainkan supaya mereka menyembah Allah dengan mengikhlaskan agamaNya dengan menjauhi kesesatan.”

( Al Bayyinah:5 )

(d) Mencintai orang-orang yang berbuat baik:

< Orang-orang yang menderma di waktu senang dan susah, menahan marah dan memaafkan manusia dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.”

( Al Imran:134 )

Sebenarnya sangat banyak anjuran supaya manusia itu mempunyai sifat-sifat baik yang terbaik dalam Al-Quran, termasuk juga supaya manusia itu meniru sifat-sifat kemuliaan yang dimiliki oleh Allah sesuai dengan batas kemanusiaannya. Untuk itu para ulama telah mengemukakan sifat-sifat baik itu dengan istilah sifat-sifat terpuji yang diiliki oleh setiap manusia. Sifat-sifat terpuji itu di antaranya:

· Pemaaf

· Jujur

· Takut kepada Allah

· Kebaikan dalam sikap, perkataan dan perbuatan

· Malu

· Tekun.

· Menahan diri dari berbuat maksiat

· Ikhlas

· Mencintai antara satu dengan lain kerana Allah

· Mensyukuri atas nikmat yang telah dikurniakan oleh Allah

· Sabar

· Merendahkan diri kepada Allah

· Tawakal

· Merasa cukup dengan apa yang ada

· Zuhud

· Selalu mengingati mati

· Rajin

· Berani dalam kebenaran, dan lain-lain.

(2) Sifat-sifat buruk.

Berbeza dengan sifat-sifat baik, sifat-sifat buruk ini banyak yang secara langsung dijelaskan oleh Al-Quran kepada manusia seperti:

(a) Suka mengeluh:

< Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah.”

( Al-Maarij:19 )

(b) Lemah:

< Dan diciptakan manusia itu bersifat lemah.”

( An-Nisa:28)

(c) Zalim dan ingkar :

< Sesungguhnya manusia itu bersifat zalim dan ingkar.”

( Ibrahim:34 )

(d) Pembangkang:

< Dan adalah manusia itu banyak membantah.”

( Al-Kahfi:54 )

(e) Melampau batas:

< Tidak sekali-kali tidak! Sesungguhnya manusia itu benar-benar melampau batas.”

( Al-Alaq:6-7 )

(f) Ingin berterusan berbuat keburukan:

< Bahkan manusia itu hendak berbuat buruk terus.”

( Al-Qiyamah:5 )

(g) Bersikap tergesa-gesa:

< Dan adalah manusia itu terburu-buru nafsu.”

( Al-Isra:11 )

Itulah di antara sifat-sifat buruk yang dilibatkan secara langsung oleh Al Quran kepada manusia. Oleh kerana itu, para ulama dengan berdasarkan Al Quran tersebut menyebutkan sifat-sifat buruk itu dengan istilah atau nama sifat-sifat tercela. Sifat-sifat tercela itu di antaranya:

  • Khianat.
  • Bakhil.
  • Pemarah.
  • Suka menceritakan aib orang lain.
  • Menjauhkan diri dari pergaulan.
  • Iri hati.
  • Memutuskan persahabatan.
  • Cinta dunia.
  • Berlebih-kebihan.
  • Sombong.
  • Pendusta.
  • Ingkar.
  • Suka mengumpat.
  • Takbur dan lain-lain.

Antara itulah sedikit pengenalan umum tentang manusia.

0 comments: